Jumat, 10 Januari 2014

Kisah Cinta Shila Part 6



Pembicaraan Via Telepon
Oleh : Nur Aini Fadilla

Melupakanmu butuh waktu yang lama. Entah mengapa? Aku butuh kamu dalam hidupku. Cinta, cinta itu misterius. Sulit ditebak apa maunya. Tapi cinta itu sebuah kebutuhan setiap insan di dunia.

Sabtu, 25 Mei 2013...

            Waktu menunjukkan pukul 13.00 WITA. Saatnya berangkat ke sekolah dan melanjutkan aktivitas yakni latihan upacara. Tenth Six mendapat giliran bertugas upacara pada hari seninnya.

Di perjalanan....

085265xxxxxx
            Nomor handphone asing meneleponku. Tak ada suara, namun setika itu pula sms masuk.  Short Message : “Diangkat yah teleponnya! Ini tante, mamanya Farhan.”

            Jantungku berdebar tak menentu. “Ada apa ini? Kok mamanya Farhan pengen nelepon aku?” ucapku dalam hati. Short Message Answer :
 “ Tante, nanti yah meneleponnya karena sekarang aku lagi naik mobil. Maaf yah tante, nanti kalau udah tba di sekolah aku sms tante.”

Tiba di sekolah...

            Handphoneku berdering. Sebuah nama yang tak asing lagi yakni mamanya Farhan meneleponku seperti apa yang aku janjikan tadi.

“Halo, assalamualaikum.” ucap mama Farhan sembari memulai pembicaraan via telepon.
“Wa’alaikum salam, tante.” jawabku.
“Nih dengan nak Shila yah? Bagaimana kabar kamu dan keluarga disana?”
“Alhamdulillah, baik kok tante. Kalau tante gimana kabarnya?”

           Obrolan terus berlanjut hingga pada inti pembicaraan mengenai hubungannya dengan Farhan. Mama Farhan masih menginginkan hubungan Shila berlanjut. Menceritakan banyak hal tentang Farhan hanya untuk Shila.
 “Nak, kamu sekarang udah kelas berapa?” tanya mama Farhan.

“Aku udah kelas 1 SMA tante. Gimana dengan Farhan tante, lanjut SMAnya dimana tante?” jawabku sembari menanyakan tentang Farhan.
“Tante lanjutin sekolahnya Farhan di Mamuju karena disana dia juga bisa tinggal bersama Neneknya. Cita-citanya untuk menjadi seorang dokter sangat kuat. Dia pernah cerita sama tante mengenai keinginannya untuk membahagiakan tante. Dan hal itu membuat tante terharu mendengarnya.” ujar Mama Farhan yang menceritakan banyak hal tentang Farhan.
“Iyah tante, dia juga pernah cerita sama aku mengenai cita-citanya yang kuat itu untuk menjadi serang dokter.”
“Oh iyya, nak umur kamu udah berapa?”
“Kalau umur aku tante udah 16 tahun. Kelahiran tahun 1996, tante.”
“Tepat banget nak, Farhan suka dengan orang  yang lebih dewasa dari dia. Dan itu adalah kamu. Farhan kelahirannya tahun 1998. Tepatnya pada awal bulan januari.”
“Hmm, iyah tante.” ucapku dengan senyum bahagia.
“Tante juga pengen cerita sama kamu dan sekaligus tante dengan Farhan minta maaf karena ramadhan kemarin tante belum sempat datang ke rumah kamu. Saat itu, farhan ingin sekali menemuimu karena ada sebuah hadiah yang ia ingin berikan kepada kamu. Farhan merasa malu untuk bicara dengan kamu karena ia takut buat kamu kecewa. Untuk itu tante hanya menyampaikan hal itu pada tante Ani.”  
                                         
 “Hmm, iya tante. Ngga papa kok.”
 “Tapi Farhan merasa bersalah sama kamu, shila. Pada saat mobilnya lewat soppeng. Farhan bilang rumahnya shila mana, ma.  Ayo kita mampir dulu ke rumahnya untuk memberikan hadiah ini. Tante cuma bisa bilang bahwa pulang nanti kita singgah kok ke rumah shila. Namun nyatanya pada saat pulang pun mobilnya tetap lewat soppeng.”
“Aduh, tante. Tidak papa kok. Kan bisa lain kali tante datang ke rumah aku bersama Farhan.”
“Iya, nak. Rencananya tante pada saat idul adha tante pengen ke rumah nak Shila. Karena kebetulan juga neneknya Farhan ingin berangkat haji.”
“Iyah, tante. Aku tunggu yah kedatangannya.”

            Itulah pembicaraan aku dengan mama Farhan. Aku senang banget mendengarnya. Ternyata mama Farhan menyetujui hubungan kami berdua terus berlanjut. Perasaanku kepada Farhan masih sangat melekat di hatiku. Tak bisa ku pungkiri bahwa aku masih sayang dia... ( Wait for the rest of the story ! )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar